Waktu

Oleh : Fawzi Rahmadiyan Z. (Biologi 2007)

Bulan mulai mendongak ketika Bapak menghampiriku.

Duduk di sisiku, ia bertanya,

“Kau tahu siapa musuh terbesar kita ?”.

Aku menggeleng.

“Ia adalah waktu.

Ia memakan semua impianmu jika kau tidak bergerak.

Ia menelan cita-citamu jika kau tidak bertindak.”

Aku tak mengerti.

Lalu Bapak tersenyum menatapku,

“Namun ia juga senantiasa ada jika kau butuh istirahat sejenak”.

-bapakseorangkuswotanti-

KROMOSOM AJA KOMPAK! Kenapa kita sesama muslim nggak bisa?!

Oleh : Lidia Eka P. (Biologi 2007)

Fenomena alam yang ada, banyak mengajarkan ilmu-ilmu kehidupan .Tanpa suara mereka mampu meneriakan nilai-nilai kebaikan. Tanpa harus menuliskan berlembar-lembar kiat dalam menjalani hidup mereka mampu menggaungkannya.Mereka hanya bertindak sesuai apa yang diperintahkan oleh Penciptanya. Mereka tak merengek-rengek untuk dapat diperhatikan, dipelajari gelagatnya, namun justru kebutuhan dari diri kita sebagai manusia untuk mampu membaca gelagat alam yang telah sangat sempurna diciptakan olehNya.

Tahukah kita bahwa kromosom mengajarkan kepada kita tentang arti kekompakan? Kromosom yang terdapat pada sel E Coli memiliki panjang kromosom seribu kali lebih besar dibandingkan panjang sel itu sendiri. Lalu bagaimanakah kromosom tersebut harus menempati 10% dari volume bakteri tersebut? Ternyata kromosom membentuk struktur yang kompak untuk dapat melakukannya. Kromosom akan berkondensasi membentuk struktur yang disebut nukleosid. Kromosom melakukannya dengan cara pelipatan dan penggulungan. Terdapat satu tujuan yang ingin mereka capai, mereka berusaha untuk menempati ruang yang sedemikian kecil dengan menyusun strategi penempatan yang tepat. Walaupun gen-gen yang terdapat didalamnya mengkodekan sifat yang berbeda-beda, namun kekompakan tetap terjalin. Justru dengan hadirnya perbedaan tersebut menimbulkan variasi dan kesempurnaan dari fenotipe yang tampak.

Dalam kehidupan nyata, kita pun berhadapan dengan hal tersebut. Kemajemukan karakter, budaya, bangsa, dan sebagainya, menegaskan dunia heterogenitas yang kita hadapi. Begitu pun tujuan dalam mencapai kebahagiaan hidup itu sendiri kita memiliki tujuan yang sama, yakni melakukan ibadah kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Jika kita telah memahaminya, dapat kita lihat bahwa tujuan yang sama dari kromosom tersebut menjadikan mereka lebih kompak dan perbedaan yang ada tidak merenggangkan kekompakan tersebut. Apa jadinya jika kromosom-kromosom tersebut tidak membentuk suatu sistem kesatuan yang kompak? Mungkin,, fungsi-fungsi yang lebih fa’al tak akan dapat bekerja sempurna.

Hmmmm…ternyata,, begitu banyak hal-hal besar yang pada awalnya kita pelajari dari hal-hal yang kecil. Hal-hal yang kecil dapat menjadi penting dan hal-hal penting sama sekali bukanlah HAL KECIL. Dan tidak ada suatu alasan yg dapat membuat kita sesama muslim tercerai-berai karena ketidakkompakan kita. Bukankah begitu sahabat ??